kami memilih obyek wisata yang bisa dijangkau busway dan sedikit jalan kaki dan pilihan kami jatuh padaaaa (eeeng iing eengg!!!!) benteng vredeburg, keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dan sekitar malioboro. kami memulainya dengan naik bus trans jogja dari selter wanitatama menuju selter dekat benteng vredeburg dengan bermodal tiga ribu perak.
Yang pertama kita menuju benteng vredeburg, benteng ini terletak di lokasi yang sangat strategis karena berada pada tengah kota yogyakarta yang berhadapan dengan istana negara (gedung agung), disini kita cuma ngeluarin pipis 2000 perak lhooo wooow murah euy, emang !! selain murah disini kita juga belajar banyak, tentang sejarah tentunya. selayang pandang tentang benteng vredeburg, benteng ini merupakan benteng yang dibangun pada tahun 1765 oleh VOC yang berfungsi sebagai gedung pemerintahan dan pertahanan gubernur belanda pada masa itu. benteng ini dikelilingi parit lebar, sehingga kita akan melewati jembatan penghubung jika ingin memasuki wilayah bangunannya. benteng berbentuk segi empat ini memiliki empat menara pamantau dan kubu yang digunakan tentara belanda untuk berkeliling dan berjaga-jaga. didalam bangunan ini tradapat banyak diorama yang menggambarkan perjuangan rakyat indonesia sebelum proklamasi hingga masa orde baru, selain itu terdapat juga benda-benda bersejarah, foto-foto, serta lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan serta mengisi kemerdekaan indonesia. nha seru kaan? selain kita bisa mendapatkan wiew yang bagus dan berbeda untuk menyalurkan hobby, kita juga banyak belajar tentang sejarah pada masa lalu yang tentunya akan menambah wawasan. selain diorama dalam benteng ini juga punya fasilitas-fasilitas lain seperti perpustakaan, ruang pertunjukan, ruang seminar, audio visual, ruang tamu, koperasi, mushola, cafe, dan kamar mandi. penasaran kan? nggak ada ruginya deh datang kesitu selain murah dan lokasinya sangat mudah dijangkau kita juga dapat memperluas wawasan kita. let's try this :).
in front of vredeburg fort :)
ini nih bagian dalamnya ...
didepan diorama 4 :)
Setelah puas muter-muter di benteng vredeburg kita keluar dan menuju keraton, untuk menuju keraton kita-kita jalan kaki sembari menikmati suasana gerimis kecil kota yogyakarta, kalo misalnya males capek jalan kaki kalian bisa naik becak dengan membayar 5000 perak aja dan dijamin langsung sampe depan keraton. kita masuk keraton lewat pintu sebelah barat dengan membayar tiket sebesar 3000 perak per orang. disini kita juga banyak belajar tentang kerajaan ngayogyakarta hadiningrat, selain sebagai tempat tinggal sultan (raja) keraton ini merupakan museum benda-benda milik kesultanan. Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta. banyak sekali hal istimewa didalamnya, kita berempat mencuri-curi penjelasan guide yang disewa oleh wisatawan lain (hehehe v). filosofi tentang arsitektur bangunannya dll.
nha yang ini juga tak kalah manarik dengan jalan-jalan di benteng vredeburg, berpaling dari keraton kita berempat menyusuri jalan malioboro ditemani terik matahari, lewat pinggiran ruko dan pada akhirnya berlabuh pada angkringan pinggir jalan, di sepanjang jalan inikita bisa menikmati berbagai sajian kuliner, mulai dari yang di pinggir jalan hingga restoran. di sepanjang jalan ini juga bertebaran pedagang mulai dari kaos khas jogja, berbagai macam batik, brooch, aksesoris lucu dan masih banyak lagi. harganya juga bervariasi jadi tinggal pilih mana yang mau dibeli dan sesuaikan dengan isi kantong kita.
tettu saja masih banyak tempat lain yang tentunya tak kalah menarik untuk di kunjungi, tetapi nggak ada salahnya deh nyobain yang satu ini.. wisata di jogja, refreshing sambil belajar biar wawasan bertambah dan hati senang...
hari yang menyenangkan sekaligus melelahkan, lain kali jalan-jalan lagi yuk :).
coba deh kalian datengi satu-satu, pasti menyenangkan. selamat liburan... have a nice holiday !!
man jadda wajada
0 komentar:
Posting Komentar