Siluet tubuhnya masih membayang dalam utopia. Entahlah, bukan karena aku terlalu berlebihan memikirkannya, bukan. Aku hanya merasa senang ketika aku mengingat-ingat tentangnya. Ada energi positif yang keluar, dan selalu saja ada kata “iya ya” dalam benakku. Bahkan secara tidak langsung aku mendapat begitu banyak pelajaran darinya yang tampak diam, pelajaran hidup, hati, dan ilmu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar