Minggu, 08 Desember 2013

Kembali Rindu

0 komentar



Best friends are like four leaf clovers, Hard to find but lucky to have.
  



           Tatapanku tertuju pada langit, awan cumolonimbus menggantung teduh, turut menemaniku mengunggu. Dia, sama seperti hujan di bulan juli, satu hal yang selalu kurindu. Dan kuharap cumolonimbus membawa kabar gembira, serupa beribu titik yang jatuh dari langit. Satu hal yang membuatku selalu rindu, Aromanya. Entahlah, aku seperti menemukan cinta-Nya disana. Ketika Actinomycetes berada pada satu penantian yang begitu panjang, titik-titik itu seketika datang membawa berjuta cinta. Padanya titik-titik itu memberi ruang hidup, melepaskan dan membiarkannya melayang-layang di udara. Membekas pada aroma yang begitu istimewa, aroma actinomycetes, aroma hujan. Tak ubahnya Actinomycetes, aku merindu titik-titik yang dia bawa lewat senyumnya. Titik-titik yang memberiku ruang hidup, titik-titik yang membuatku mampu menerjemahkan diri.
Aku kembali merindukanmu, ya merindukan saat-saat kita berjalan berdua di jalan yang begitu sempit dengan penuh gelak. merangkai mimpi pada birunya lazuardi, memejamkan mata sejenak untuk menenangkan diri, menunggu dengan sabar di pertigaan dekat pasar pagi, dan... ah, aku tak bisa. begitu banyak hal yang kita lakukan bersama kala itu. dan saat ini, bersama hujan aku kembali merindukanmu, sangat merindukanmu.
Jika jarak menjadi masalah, maka betapa sialnya aku. terpisah ribuan panah, tanpa mampu menyentuh raga. tapi akan lebih sial ketika ribuan panah itu menjelma hati. aku tak akan pernah sekalipun membiarkannya. aku diam-diam mencoba menerjemahkan diri, sendiri. aku mulai memaksa untuk terbiasa ketika kau tak lagi di sisi, aku mulai terbiasa ketika tak ada lagi yang menemaniku kala senja menyapa. aku, kamu, dan sepotong episode hidup yang begitu singkat. aku merindukanmu, kembali merindukanmu.
Mendo'akanmu, adalah satu-satunya cara yang bisa kulakukan untuk memelukmu dari jauh, dari bumi. aku percaya, kita masih di bawah langit yang sama. meskipun tanah yang kupijak berbeda dengan tempatmu, tapi aku percaya kita masih punya hati yang sama. hati yang sama-sama kuat untuk mencapai apa yang pernah kita toreh bersama. sampai jumpa, di suatu tempat yang pernah kita janjikan. kau tahu? aku selalu memelukmu, memeluk hingga sedalam-dalam kalbu. aku kembali merindukanmu, sangat rindu.

Kamis, 21 November 2013

You are The Apple of My Eye

0 komentar
“Ketika kamu sangat-sangat menyukai seseorang, lalu ketika ada seseorang lain yang mengasihinya, mencintainya, maka kamu akan benar-benar dari hati yang paling dalam mendoakan dia bahagia selamanya.”

          Jatuh cinta, hal tersebut menjadi satu hal yang memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. bahkan ketika kenyataan tak sesuai harapan, secara irasional kita tetap membuatnya menjadi rasional. Cinta membantu kita menerjemahkan diri, setidaknya seperti itu. ketika kita bisa mati-matian berubah menjadi lebih baik hanya untuk atau karena seseorang, setidaknya kita mendapatkan kebaikan untuk diri kita sendiri. Bahkan ketika cinta itu berbalas ataupun tidak, itu tetap cinta.

          Cinta, cinta memang sudah seharusnya membawa kebaikan. Cinta memang sudah seharusnya membawa aura positif. sekecil apapun itu. cinta itu penerimaan, dan penerimaan itu keikhlasan. setelah apa yang kita lakukan dan apa yang telah kita usahakan, bukankah hal terbaik adalah menerima? melantun kidung doa penuh kebaikan. atas apa yang kita terima. entah baik atau sebaliknya. dan itu tidak mudah.

          Mencintai ataupun dicintai adalah dua hal yang sama-sama beresiko. setidaknya kita bisa belajar dari kedua hal tersebut. 
Terimakasih, sudah mencintaiku. 



Kamis, 14 November 2013

Bisakah..

0 komentar
Terkadang, masa lalu begitu saja hadir. bagai video usang yang menampar hati. yap, tapi itu masa lalu, sekeras apapun kau mencoba mengembalikannya, itu tetap masa lalu. terkadang kita hanya perlu ikhlas, berjalan dan membiarkannya pergi, meski tak sejatinya. karena sekeras apapun kita mengusirnya, semua masih tersisa. dan aku salah, aku kira aku akan memperbaiki keadaan, tapi sebaliknya. kau tak pernah berubah, masih tetap keras kepala sama seperti empat tahun yang lalu atau sembilan tahun yang lalu. ah, sekarang? bahkan kau enggan sekedar tegur sapa denganku, apa masih tentang luka itu? maafkan aku.

Aku paham kekhawatiranmu mengenai kehadiranku (kembali). Tak bisa dipungkiri, luka itu mungkin masih belum tertutup sempurna. Bahkan ketika sudah ada orang lain disisimu, dihatimu. Kehadiranku membuatmu berfikir berkali-kali. Kau masih takut dengan perasaan itu? Kau masih takut, jika aku kembali aku akan menabur benih itu (lagi) di hatimu? Sesakit apakah itu? Aku tahu perasaanmu, aku tahu kekhawatiranmu. Ya, ini resikonya, aku tahu dan apakah aku harus menerimanya? Iya.

Tapi ada hal yang belum kita selesaikan. ya, antara aku dan kamu. aku tahu, meski beribu juta detik berlalu itu tak akan pernah cukup. tak pernah cukup memberi jawaban untuk hatiku dan hatimu. aku hanya ingin melepas sesak yang kutahan, membiarkannya lenyap bersama kabut yang tesinari cahaya pagi. kau tahu? bahkan aku tak bisa begitu saja menutup buku yang bertahun-tahun kita tulis bersama. dan seperti yang kutakutkan, kau meninggalkanku begitu saja. kau pergi tanpa sepatah kata, menghilang bagai debu dibawah gerimis. hanya karena sebongkah perasaan. salahku, memang mungkin salahku. tapi bisakah, kau lupakan perasaan itu tanpa melupakanku? 

Yogyakarta-Malaysia, November 2013

Senin, 04 November 2013

Rin,

0 komentar
Semarang, November 2011
Rin, kembali kuukir setiap titik dalam hati ini. Aku tahu, aku tak bisa memungkirinya, dia hanya bayangan. Punggung, ya punggung yang selalu menjadi hal paling indah yang bisa aku lihat. Tapi aku suka cara ini. Karena hanya dengan ini aku bisa tetap memandanginya sesuka hatiku, karena hanya dengan ini aku bisa merasakan dadaku berbunga.
Rin, tiba-tiba aku melihat semua menjadi biru. Bahkan ketika aku telah menjauh, masih saja tak berubah. Aku melihatnya seperti kabut, yang raib ketika cahaya beranjak. Lalu seketika ia menjelma awan, yang dengan hati-hati mendaki gunung, menggulung-gulung merangkai arti. Menunggu bayu berhembus dan membawanya pada satu titik, dimana dia tak bisa pergi. Saat itu, saat ia terjatuh.
Dan kau tahu, rin? Titik itu hatiku. Bahkan aku tak memiliki penjelasan akan perasaan ini. Tapi bukankah semuanya tak perlu alasan untuk dijelaskan? Sepertinya hati ini kembali terjatuh, untuk yang kesekian kalinya seperti yang kukatakan tadi. Dan aku membiarkannya jatuh pada orang yang sama, apa aku ini bodoh? Tidak, bukankah hati ini tak pernah salah? Bukankah cinta itu sesuatu yang indah, sesuatu yang membawa kita selalu bersyukur akan rasa dan hidup. Bukan sesuatu yang membuat kita terpuruk, jatuh, dan tak bangkit. Jika seperti itu adanya, aku justru ragu, apakah itu benar-benar cinta.
Rin, sudah kubilang aku takkan bisa, takkan bisa lindungi hati. Bahkan jika hanya sekejap saja dia menatap mata ini. Tapi hari ini berbeda. Kau tahu hanya sekejap saja ku menatap dua bola itu. Ah, betapa aku tak pernah menatap yang seteduh itu. Benar saja aku tak bisa lindungi hati ini, aku jatuh, kembali jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya. Kau tahu? Aku tahu warna matanya, cokelat tua, sama seperti punyaku. Aku rasa itu sudah lebih dari cukup.
Rin, siang ini aku hampir menabraknya di pintu keluar kampus. Dadaku tak bedesir, tidak sama sekali. Tapi senyum tak henti mengulum dari bibirku. Kau tahu apa yang aku lakukan? Aku berlari ke kamar mandi dan berteriak sekencang aku bisa, tapi tanpa suara, Aneh bukan? Ah biarlah, tak ada yang melihatku. Hanya aku dan Tuhan yang tahu jika aku berjingkrak girang, dan sekali lagi dadaku berbunga, ah apa-apaan ini, aku seperti tak ubahnya Anak Baru Gede yang naksir senior keren ketua osis jago basket yang super ganteng dan menjadi idola semua siswa peempuan. Bukan itu, rin, bukan. Aku hanya menikmatinya, menikmati saat aku tak bisa mengungkapkan kepada siapapun, hanya diriku sendiri. Saat aku bisa menatap mata teduh itu, sekejap, ya, hanya sekejap.
Rin, aku tahu bahunya lebih kuat dari yang terlihat, tangannya lebih kekar dari yang telihat, dan hatinya, ah aku bahkan membicarakan hatinya, apa yang aku tahu mengenai benda yang satu ini? Dan benda ini miliknya. Aku tak setitikpun berhak akan benda ini. Setidaknya aku yakin hatinya lebih lembut dari apa yang aku rasa.
Satu hal yang tak pernah membuatku menyesali perasaan ini hinggap di hati. Dia tak sekalipun pernah membuat aku menangis, bahkan dia tak pernah membuatku merasakan sesak yang begitu menyakitkan dada. Sekalipun banyak bebunga yang menggodanya, sekalipun dia bahkan tak pernah melihat ke arahku, sekalipun dia tak pernah memikirkanku, dan sekalipun dia tak memilihku. Aku tak pernah merasa sakit akan semua itu. Aku tersenyum, ya tersenyum. Entah apa arti senyum itu, tapi hati ini lapang, lega, dan ikhlas. Sekali lagi, ini aneh bukan?
Sangat berbeda ketia aku dekat dengan seseorang, dan aku mulai merasa tegantung akan kehadirannya. Kalau orang bilang aku terkena syndrom “witing trisno jalaran saka kulina” aku merasa hatiku terenggut dengan sangat kasar, hingga membekas luka. Dan ini sakit. Entahlah, aku mulai berfikir apa karena ini bukan dari hati? Tapi hanya dari emosi yang tiba di permukaan saja? Aku cemburu, aku merasakan sakit, dan bahkan hal yang sangat aku benci, aku menangis karenanya. Aku menangis ketika dia memberikan hatinya tanpa hati, ketika dia memberikan hati tanpa dia sadari, ketika aku harus menerima dia memilih hati yang lain untuk menaruh hati.
Rin, aku mengigatnya. Kau sering menanyakan mata teduh itu. Karena mungkin hanya kau yang tahu. Aku hanya menceritakannya padamu, dari awal hingga kini. Ah, aku hanya merasa tenang, itu saja. Aku tak tahu, aku terdorong untuk memperbaiki diri ketika melihatnya, aku terdorong untuk menjaga hati ketika aku mengingatnya. Aku ingat sore itu, aku pergi ke perpustakaan untuk mencari literatur bahan kuliah, sendiri. Kebetulan hati memang sedang ingin menyendiri, dan seperti yang kau tahu. Hanya dua tempat yang aku datangi ketika aku sedang bad mood, perpustakaan dan toko buku. Aku duduk agak lama sore itu, hingga akhirnya aku beranjak untuk mengembalikan buku ke meja pengembalian, lalu berniat turun dan pulang. Kau tahu, rin? Langkahku terhenti, begitu aku melihat punggung itu, punggung bidang kukuh itu, aku mundur tiga langkah dan melihatnya dari sela rak buku. Dan, well seperti yang aku katakan tadi, dadaku tak bergetar. Tapi, senyumku terus mengembang.
Penggemar rahasia, akukah itu? Ah, apa tidak terlalu berlebihan? Tapi aku tidak terganggu dengan sebutan itu. Setidaknya ketika hanya aku dan kau yang tahu, rin. Bukankah meski tak terucap, itu tetap cinta kan? Tak berkurang setitikpun kadarnya. Itu kata seorang penulis. Tapi kau tahu, rin? Aku suka cara ini, aku menikmati ketika aku diam dalam hal ini. Ketika bahkan dia tak pernah tahu jika selama ini aku tak pernah luput darinya. Ketika dia tak pernah tahu pandanganku selalu megikuti siluet tubuhnya menghilang sepulang kuliah. Ketika dia tak penah tahu aku selalu tersenyum melihatnya dari kejauhan.
Rin, aku hanya bisa menyebutnya di setiap sela do’a yang kupanjat. Meskipun ingin, aku tak pernah memaksa hati ini untuk membuatnya melihat ke arahku. Bahkan ketika Tuhan tak menakdirkan dia untuk bersanding di sisi, aku tak bisa menolaknya, aku tak punya alasan untuk tidak menerimanya, dan aku sama sekali tak berhak menumpahkan air mata, bukankah begitu, rin? Dia, orang baik, dan pasti Tuhan akan mempertemukannya dengan orang yang baik juga. Aku tahu.
Rin, bukankah ini menyenangkan? Aku tahu itu.

Selasa, 29 Oktober 2013

Tentangmu (hujan)

0 komentar
Biru, masih saja terlihat biru
Bahkan ketika aku telah menjauh, masih saja tak berubah
Aku melihatnya seperti kabut
Yang raib ketika cahaya beranjak
Lalu seketika ia menjelma awan
Yang dengan hati-hati mendaki gunung
Menggulung-gulung merangkai arti
Menunggu bayu berhembus
Dan membawanya pada satu titik
Dimana dia tidak bisa pergi
Saat itu, saat dia terjatuh

Senin, 30 September 2013

Hanya Isyarat

0 komentar
"... Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan."

Ku coba semua, segala cara
Kau membelakangiku, Ku nikmati bayangmu
Itulah saja cara yang bisa
Untuk kumenghayatimuUntuk mencintaimu
Sesaat dunia jadi tiada 
Hanya diriku yang mengamatimu
Dan dirimu yang jauh di sana 
Ku tak kan bisa lindungi hati
Jangan pernah kau tatapkan wajahmu
Bantulah aku semampumu 
Rasakanlah, isyarat yang sanggup kau rasa tanpa perlu kau sentuh
Rasakanlah, harapan, impian, yang hidup hanya untuk sekejap
Rasakanlah, langit, hujan, detak, hangat nafasku 
Rasakanlah, isyarat yang mampu kau tangkap tanpa perlu kuucap
Rasakanlah, Air, udara, bulan, bintang, angin, malam, ruang, waktu, puisi
Itulah saja cara yang bisa  
Untuk menghayatimuUntuk mencintaimu
 Dee

Jumat, 27 September 2013

Masih Punggung

0 komentar
Jika punggung menjadi satu-satunya cara agar aku tetap mengagumimu, aku suka cara itu. Entahlah, bahkan bagiku punggungmu menyimpan berjuta cerita. kukuh dan teduh. kemarin, aku merasa begitu dekat denganmu, aku melihat warna matamu, coklat tua. tegas seperti pembawaanmu. aku melihat senyumu walau sekilas. hatiku tersenyum, benar-benar tersenyum. ketika kau bisa berada sangat dekat denganku, sungguh aku ingin berteriak senkencang-kencang aku bisa. tapi aku selalu menampakkan ketidakpedulianku. Aku masih mengagumimu, walau hanya sebatas punggungmu.

When I was...

0 komentar
Yakin, sekarang tuh baju uda ga muat. #jaman masih 40an nih berat badan. ngomong-ngomong tentang berat badan, semenjak kuliah bukannya tambah kurus eh malah melar nih badan. makmur kali ye, tapi syukur Alhamdulillah. sekarang mana ada yang berani ngatain Gizi buruk. haha ^^9

Kamis, 19 September 2013

Stadium General (kamis 19 Agustus 2013) @ Interaktif Center

0 komentar
Narasumber Tengah mengenakan jas Bapak Dr. Ahmad Zuber dari Universitas Sebelas Maret
Kuliah Umum dengan tema "Konflik Agraria di Indonesia"
Belajar jadi NOTULEN

Jumat, 23 Agustus 2013

Zuhara

0 komentar
Titik itu bernama Zuhara
Dia muncul kala senja merangkai selendang lembayung
Sendiri dan jauh dari titik-titik yang lain
Mungkin, dia sering dilanda sepi
Tersungkur pada ujung cakrawala
Tetapi, dia harus tetap berdiri
Teguh, kokoh, dan berani
Hingga dia selelu dirindu setiap helaan bayu
Sinarnya selalu dinanti
Dimana anak-anak polos menggantungkan asa setinggi dirinya
Disana, dimana matahari menenggelamkan diri
Zuhara

Yogyakarta, 23 Agustus 2013

Jumat, 26 Juli 2013

Rindu

0 komentar
Sesuatu yang disebut rindu, adalah hal yang hanya bisa ku nikmati sendiri, bersama hatiku. Sesuatu itu bisa saja menjadi belati tajam, merobek dan melukai, namun entah mengapa banyak orang yang menikmatinya. Mungkin, ketika aku berkata tidak padamu, itu tak menjadi masalah untukmu. Karena apalah arti diriku ini, aku tak ubahnya debu, sedangkan dirimu air. Debu tak akan pernah bisa bersama air, kau tahu? dia akan menghilang, sekalipun kau berusaha mempertahankannya. Karena semakin erat air menggenggam debu, secepat itu debu lenyap. Aku tahu, yang ada di sisimu saat ini lebih dari debu, tanah mungkin. Yang bisa kau siram dan tak akan lenyap, semakin kau siram tanah itu akan semakin subur dan menumbuhkan banyak hal.

Sabtu, 13 Juli 2013

Udah, putusin aja!!

0 komentar
               Cinta itu memikirkan yang dicintai, bukan hanya kemarin dan kini, tapi nanti. Mari kita berbicara tentang masa depan, agar hari esok yang dijelang bukan suatu kesengsaraan. Ada hal yang jelas yang harus dipersiapkan. Mana yang boleh dilakukan dan mana yang harus dihindarkan. 

              Bila engkau lelaki, engkau harus tau arah saat melangkah. Bila engkau perempuan, seharusnya tau bagaimana bertingkah. Kita bicara masa depan karena ini tidak semudah yang diperkirakan oleh para pemuda-pemuda yang lalai, juga tidak sesulit yang diceritakan perempuan-perempuan yang bercerai. Setiap Muslimah tentu saja menginginkan lelaki yang bertanggung jawab, yang menghargai kelebihan-kebaikannya, dan yang memaafkan kealpaan-kekurangannya. Muslimah mana yang tidak ingin lelaki berbudi pekerti, baik hati, tinggi iman, dan lurus amal?
Muslimah selalu menanti lelaki elok akhlak padan rasa, yang memiliki kelembutan dengan anaknya, dengan istrinya dia mesra. Muslimah mana yang tidak mendambakan lelaki yang bisa mengawalnya jauh dari neraka dan membimbingnya menuju surga Allah?

          Dan sebaliknya ...
          Lelaki mana yang tidak suka dengan wanita cerdik cendekia lagi berparas menawan, yang lisannya seanggun geraknya? Lelaki yang baik pasti menyukai wanita lemah lembut dan santun, pintar membahagiakan suami dengan masakan dan perhatian, tidak tamak pada harta dan selalu menjaga kehormatan. Lelaki mana yang tidak memimpikan wanita yang mendukungnya dalam kebaikan dan mengeluarkan kebaikannya, dirindukan bila ditinggal, dan menyenangkan bila berjumpa?

          Namun sialnya, kita hidup di zaman kapitalisme yang mengajarkan lelaki dan wanita masa kini untuk memperhatikan fisik bukan isi, memperhatikan badan bukan iman. Kapitalisme menjadikan kebahagiaan materialistis sebagai tujuan tertinggi. Hingga membuat lelaki sejati dalam pandangan Islam menjadi barang yang sulit. Hedonisme, anak kandung kapitalisme, sukses menjadikan lelaki yang hanya peduli nikmat sampai pada kulit.

            Wajar bila kita melihat di mana-mana lelaki jadi miskin tanggung jawab dan fakir komitmen. Bagi lelaki yang tidak lulus ujian tanggung jawab dan komitmen, merekalah yang akhirnya masuk dalam jurusan pacaran. Cinta disempitkan dalam arti pacaran, yang terbatas pada rayuan palsu dan gandengan tangan. Padahal, pendamping yang shaleh tiada pernah didapatkan dari proses pacaran, karena keshalehan dan kebathilan jelas bertentangan. Haq dan bathil tidak akan pernah bertemu, bagai fatamorgana yang dijanjikan kebahagiaan semu.

            Bagaimana bisa lelaki yang sudah memahami pacaran itu perbuatan yang dilarang oleh Allah, memaksa dengan berbagai alasan agar engkau selalu berbagi dosa dengannya melawan Allah, lalu yang seperti ini bisa jadi panduan setelah menikah?

Coba Pikirkan Baik-baik!
Sebelum menikah saja sudah berani berbuat maksiat. Lalu, apa yang menghalanginya berbuat maksiat setelah menikah?
  • Jika sebelum halal saja sudah berani katakan sayang. Jangan heran bila setelah menikah ia berani katakan itu kepada wanita lain, toh sama-sama bermaksiat kepada Allah.
  • Jika sebelum akad saja ia sudah melabuhkan tangannya pada tubuhmu. Jangan heran bila setelah menikah ia mampu lakukan itu pada wanita lain, toh sama-sama dosa kepada Allah.
  • Yang tiada takut dosa saat sebelum menikah, jangan harap ia takut dosa setelah menikah..

             Coba Sekali lagi Pikirkan Baik-baik!
            Apa yang menghalangi lelaki atau wanita untuk berselingkuh dikemudian hari? Bila pengawasan pasangan yang menghalanginya berselingkuh, mudah sekali mencari jalan untuk tetap berselingkuh. Bila nilai-nilai adat serta hati nurani yang menghalanginya berselingkuh, nilai-nilai adat serta hati nurani bisa berubah dengan suara terbanyak. Satu hal yang membuat lelaki atau wanita mustahil berselingkuh, yakni pengawasan Allah SWT. Allah selalu ada dan melihat semua perbuatan hamba-Nya. Kesadaran bahwa Allah selalu bersamanya dan dia pun selalu bersama Allah. Kesadaran bahwa Allah akan menghisab setiap amal yang dia buat dan dia tinggalkan. Kesadaran bahwa dia terhubung dengan Allah.

            Sayangnya ini tiada kita temukan pada lelaki dan wanita yang berpacaran. Lelaki yang dengan berpacaran dia ridha laksana fatamorgana, saat berbuat dia berkhianat, dan saat berjanji dia ingkar. Lelaki yang tak berani menikahi ibarat calo kereta api, tak peduli urusan engkau sakit, yang penting dia sudah sikat.

Lelaki berpacarang jelas miskin tanggung jawab, karena pacaran memang tidak mensyaratkan tanggung jawab. saat pacaran, dia membarikan seribu alasan untuk merenggut kehormatan dan engkau akan melihat dia sulit diajak bicara saat sudah engkau berikan apa yang dia inginkan. Wajar saja bila saat sudah serumah, lelaki semacam ini lisannya penuh dengan dusta, karena saat pacaran dia sudah melatihnya. Tak heran, sungguh tak heran, saat pacaran ia berani khianati Tuhan, maka khianati pasangan sangat mudah baginya.

Minggu, 30 Juni 2013

Memilih; Sebuah Keputusan

0 komentar
          Hidup, yang namanya hidup tak pernah lepas dari pilihan. apapun itu. aku telah sampai pada bagian dimana aku diharuskan memilih, dan ini bukan pilihan yang mudah. ketika aku harus memilih pergi atau tetap tinggal, aku memilih pergi. Sungguh, sebenarnya aku sangat merasa nyaman berada pada garis ini, bahkan terbesit rasa takut untuk meninggalkannya. Namun, keputusan tetaplah keputusan. aku tak pernah menganmbilnya secara tiba-tiba, semua sudah ku perhitungkan. walau masih saja aku tak bisa menjamin akankah semua menjadi lebih baik atau sebaliknya.
           Allah Ya Rabb, telah kupasrahkan hatiku sebelum aku pergi, bayangan itu muncul, tempat itu, suasana itu, aktivitas itu. apakah ini jawaban akan istikharahku? ketika aku memutuskan untuk pergi. mungkin aku telah melukai hati seseorang dan akan berlanjut kepada orang lain, tapi aku tak bisa menundanya, sebelum terlambat, sebelum semuanya kering dan gersang.


Arie

Senin, 24 Juni 2013

when I was...

0 komentar
foto awal menjadi mahasiswa, kelas F sospem FISHUM, kelas yang kompak *dulunya...

Young NOT Zonk

0 komentar
Setelah beberapa kali revisi, setelah tiap hari nongkrong di perpus, setelah semuanya berlalu... it's time to show the world, we have finished this project :). sempet dongkol juga pas awal pembagian kelompok tugas ini, di belakang ada yang ngetawain, ada yang nyepelein bahkan yang paling menyakitkan ada yang bilang "hahahaha ZONK". kelompok nyentrik yang terdiri dari tujuh anak kompak (eeeaaaa) aku, rizka, putra, maya, iyod, inun dan chaca dengan sabar dan tetap tersenyum nanggepinnya *padahal aslinya agak panik juga... dalam hati ngomong sendiri, it's ok, i know, my partners are amazing and more more credible then "they" who says Zonk to my group. ok fine, kita pasti bisa membuktikan. dan taraaaaaaaaaa, we have finished earlier than You, haha it's look so bad attitude, but i just wanna say, jangan sekalipun kamu meremehkan orang lain, lebih-lebih temanmu sendiri, suatu saat teman bisa jadi lawan. kalo misal kamu jauuuuuh lebih baik dari kami ataupun mereka (orag lain) mungkin it's ok, tapi kalo kenyataannya begini, terus siapa dong yang ZONK, we are Young not ZONK.

salam semangat ^^9


kelompok 4

Minggu, 23 Juni 2013

Sabtu, 22 Juni 2013

Sepotong Episode

0 komentar

sebuah kisah masa lalu hadir di benakku
saat kulihat surau itu
menyibak lembaran masa yang indah
bersama sahabatku
sepotong episode masa lalu aku
episode sejarah yang membuatku kini
merasakan bahagia dalam diin-Mu
merubah arahan langkah di hidupku
setiap sudut surau itu menyimpan kisah
kadang kurindu cerita yang
tak pernah hilang kenangan
bersama mencari cahayaMu

Jumat, 21 Juni 2013

The First Book

0 komentar
Our first book, it's look so yuummmy..
Happy Reading

Minggu, 09 Juni 2013

0 komentar
Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik, niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa.
Dewi ‘Dee’ Lestari
(Hanya Isyarat - Rectoverso)

Rabu, 29 Mei 2013

peneliti?

0 komentar

we are young researcher under green jacket :)

Rabu, 22 Mei 2013

nervous

0 komentar
Try to loose the feel of nervous, oh Allah help me...

Sabtu, 18 Mei 2013

Penghujung itu...

0 komentar
dingin, cepat, senyum, siluet....
aku hanya bisa memandang punggungmu..
membiarkannya hilang pada jalan bercabang...
13

Rabu, 15 Mei 2013

sepatu

0 komentar
Siluet tubuhnya masih membayang dalam utopia. Entahlah, bukan karena aku terlalu berlebihan memikirkannya, bukan. Aku hanya merasa senang ketika aku mengingat-ingat tentangnya. Ada energi positif yang keluar, dan selalu saja ada kata “iya ya” dalam benakku. Bahkan secara tidak langsung aku mendapat begitu banyak pelajaran darinya yang tampak diam, pelajaran hidup, hati, dan ilmu.

Minggu, 05 Mei 2013

Menunggu...

0 komentar
Semua terasa begitu sulit bagi rindu, bagaimana mungkin. Kalaupun iya, itu berarti rindu harus menikam hatinya berkali-kali jauh lebih kuat. Jelas dia tak akan pernah bisa melihat brama bersanding dengan seorang wanita, dan itu bukan dia. Rindu melihat mata yang selama ini menyihirnya, mata yang begitu bercahaya. Kali ini mata itu penuh dengan cahaya kebahagiaan. Lalu yang selama ini rindu baca dari mata brama itu apa? Bukankah brama mencintainya? Bukan Crissan.

Drama Queen

0 komentar
Abdul hadi Centre present...

partisipasi dalam drama bertajuk Roro Jonggrang Alam baka..


miftah, maysa, desi, ari, sayyeda, nilal, noora, aim, vika, poppy, ulfa, sally, irmey


Bandung bondowoso Vs Bappa






Big Family of Abdul Hadi Centre Dormitory

Selasa, 16 April 2013

Bagiku, kau gadis kuat nomor satu!

0 komentar
     Aku ingat, pertama kali aku mengenalmu adalah ketika aku mengenakan seragam putih biru. Kau, gadis mungil pendiam, namun menghanyutkan. Aku ingat, tahun pertama kau sudah menunjukkan sebuah perjuangan yang membuatku tercengang. semenjak kau menduduki juara kelas dan posisiku bergeser dari tiga menuju tujuh, aku sudah mulai dekat denganmu. Kau selalu saja mengajakku pergi ke perpustakaan sekolah kala istirahat dan jam kosong, walaupun sering kali aku menolaknya hanya karena iming-iming jajan ke kantin dan ngobrol dengan teman sekelas.

     Aku sering berkaca padamu, pada mawar yang semakin mekar. Kau selalu saja berkembang dan aku terus tertatih mengikutimu. Ingatkah kamu saat kita berdua duduk di sebuah batu belakang kelas 1 A, kau menceritakan tentang seorang sahabat yang katamu begitu dekat denganmu, tapi Allah begitu menyayanginya dan memanggilnya terlebih dulu. Eri namanya. Kau bilang dia begitu mirip denganku. Dan betapa semua sudah ditulis oleh Yang Maha Menentukan, aku pun pernah bertemu denganya, sewaktu lomba beberapa kali. aku kira kamu benar, dia memang gadis yang begitu baik.

     Bagiku kau adalah gadis dengan semangat baja, tak pernah tanggung dalam melangkah. Begitu aku dekat denganmu, semenjak itu pula aku mencuri segala sesuatu darimu. Kau selalu saja ikhlas dan rela. Kau yang selalu mengajakku pergi ke perpustakaan, kau yang mengajariku membaca langit. Di sudut ruang dengan ubin hitam dengan buku fisika keramat di tangan, aku tahu kau juga mengagumi langit, bukankah benar begitu?

     Bagiku, sahabat bukan berarti harus selamanya bersama. Pendidikan memisahkan kita, namun bukan hati. kau, yang sudah terbiasa memendam rindu pada orang tua dan adikmu, kau yang terbiasa menitih air mata ketika mengingat mereka. Tapi itu tak pernah menjadi alasan untukmu berhanti belajar, semangatmu dalam perjuangan ini membuatku malu. Aku yang selalu bersama keluarga, bahkan tertinggal jauh di belakangmu. kau tahu kawan? kita berpisah dengan prestasi dan aku yakin kita akan berjumpa dengan hal itu juga.

    Kau adalah pelopor, kau berani mengambil keputusan yang mungkin terlihat sulit bagi orang di sekitarmu. tetapi kau telah membuktikan dan membuat mata mereka terbuka lebar. Kau sudah kebal dengan desas-desus memekikkan telinga, mereka ingin melemahkanmu, atau mungkin mereka hanya iri kepadamu, hah sepertinya begitu. namun kau mengubur semua itu, bahkan kau membuktikan pada mereka kau bisa dengan caramu.

     Sungguh perjalanan hidupmu begitu terjal, kau datang dan pergi dengan menggenggam duri. bahkan sering kali duri-duri itu menyakitimu. aku tahu kau kadang menangis kala gelap menyapa. namun kau selalu menyembunyikannya dariku bukan?

kau pernah bertanya padaku
"negeri mana yang ingin kau kunjungi, ari?"
"jepang" jawabku
"kamu?"
"belanda, aku ingin ke negeri kincir angin dan bunga tulip itu ari"

     Aku melihat pancaran tajam dari bola matamu, pancaran keyakinan yang begitu kuat. aku belum pernah melihatnya pada mata yang lain. Dan lagi-lagi kau tahu kawan? seiring waktu berputar aku melupakan mimpimu itu, mimpi yang bahkan lebih kuat dari apapun. Hingga aku jatuh hati pada negerimu itu, kau tahu? aku ingin menjejak langkah pada tanah tulip itu. Belanda kawan, Holland, Netherland. Entah mengapa, mimpi ini begitu kuat di dalam sini <3.

     Perjuanganmu saat ini adalah lahan yang kau taburi dengan mimpi yang luar biasa. aku yakin apa yang akan kau tuai lebih dari apa yang kau bayangkan. Keterbatasan yang kau hadapi sekarang bahkan akan menyerah padamu. Aku tidak tahu pasti bagaimana keadaanmu saat ini. yang pasti, aku selalu berdoa untukmu, untuk kebaikanmu, dan untuk kekuatanmu.

tunggu aku di bawah kincir angin dan hamparan tulip, kawan. kita akan berjumpa disana.

ari
 

Alamanda Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template