Ketika kayu telah menjadi abu
Jiwa-jiwa telah berubah biru
Lidah-lidah menjadi kelu
Membeku bersama ujung pena beku
Tak ada tetes tinta yang tersisa
Hanya kertas buram pada meja tua
Menunggu pena yang masih diam
Membisu tertelan terpaan bayu
Langkah-langkah semut merah terdengar semakin jelas
Menyatu dengan cahaya perak kelabu
Merayap pada dinding batu
Mencari titik-titik hitam
Dan menjadikannya tinta
Utuk mengisi pena yang terus menunggu
Bukan titik buntu
Bukan titik yang kering
Dan bukan titik yang akan menghilang
0 komentar:
Posting Komentar