Terkadang,
masa lalu begitu saja hadir. bagai video usang yang menampar hati. yap,
tapi itu masa lalu, sekeras apapun kau mencoba mengembalikannya, itu
tetap masa lalu. terkadang kita hanya perlu ikhlas, berjalan dan
membiarkannya pergi, meski tak sejatinya. karena sekeras apapun kita
mengusirnya, semua masih tersisa. dan aku salah, aku kira aku akan
memperbaiki keadaan, tapi sebaliknya. kau tak pernah berubah, masih
tetap keras kepala sama seperti empat tahun yang lalu atau sembilan
tahun yang lalu. ah, sekarang? bahkan kau enggan sekedar tegur sapa
denganku, apa masih tentang luka itu? maafkan aku.
Aku
paham kekhawatiranmu mengenai kehadiranku (kembali). Tak bisa
dipungkiri, luka itu mungkin masih belum tertutup sempurna. Bahkan
ketika sudah ada orang lain disisimu, dihatimu. Kehadiranku membuatmu
berfikir berkali-kali. Kau masih takut dengan perasaan itu? Kau masih
takut, jika aku kembali aku akan menabur benih itu (lagi) di hatimu?
Sesakit apakah itu? Aku tahu perasaanmu, aku tahu kekhawatiranmu. Ya,
ini resikonya, aku tahu dan apakah aku harus menerimanya? Iya.
Tapi ada
hal yang belum kita selesaikan. ya, antara aku dan kamu. aku tahu, meski
beribu juta detik berlalu itu tak akan pernah cukup. tak pernah cukup
memberi jawaban untuk hatiku dan hatimu. aku hanya ingin melepas sesak
yang kutahan, membiarkannya lenyap bersama kabut yang tesinari cahaya
pagi. kau tahu? bahkan aku tak bisa begitu saja menutup buku yang
bertahun-tahun kita tulis bersama. dan seperti yang kutakutkan, kau
meninggalkanku begitu saja. kau pergi tanpa sepatah kata, menghilang
bagai debu dibawah gerimis. hanya karena sebongkah perasaan. salahku,
memang mungkin salahku. tapi bisakah, kau lupakan perasaan itu tanpa
melupakanku?
Yogyakarta-Malaysia, November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar