Jumat, 02 Maret 2012

Aku mencintaimu karena Allah IBU


"Setiap kali mengalami kesulitan ibu selalu bilang  Kalau aku menangis dia menangis lebih banyak. Kalau aku kecewa hatinya akan hancur. Begitulah seorang ibu."
Review Drama Korea "MOM"
kata-kata itu terngiang mengiringi butiran bening yang mengalir bagitu saja membasahi pipi. Sepanjang memutar film ini hanya bayangan ibu yang tergambar, senyumnya, perhatiannya.

Film yang menceritakan tentang sebuah keluarga kecil miskin yang tinggal di pinggiran kota. ayah yang bekerja sebagai supir bus dan bersikap keras terhadap ibu membuat anak perempuan mereka yang bernama jisuk membencinya.

Suatu saat ketika ada acara di sekolah yang mengundang orang tua untuk datang jisuk berkata bahwa ibu tak perlu datang, tetapi ibunya datang karena ibunya tak mau jisuk dianggap sudah tak mempunyai orang tua. tetapi jisuk malah marah dan menyuruh ibunya pulang karena dia malu dengan pakaian yang dikenakan ibunya. sungguh aku tahu apa yang dirasa ibunya itu pastilah dangat sedih.

ketika dirumah jisuk memergoki ibunya dipukuli ayahnya, muncul kebencian yang mendalam terhadap ayahnya. dia lari menjauh dari rumah, dan tentu ibunyalah yang mengejar dan mencarinya. mendekatinya, dan menasehatinya, hingga terbesit mulai saa itu dia akan selalu menyayangi ibunya.

ketika lulus SMA jisuk mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di Seoul. pada awalnya ayahnya tak mengizinkan putri satu-satunya itu pergi. tetapi karena tekad mrubah nasib dia berangkat. tentu dengan berat hati ibu melepasnya.

singkat cerita, ibu seringkali mengunjungi dengan membawakan makanan kesukaan anaknya itu. sungguh aku melihat bahwa kasih ibu itu tulusssss tak bertepi. ketika anaknya dilamar seorang pria tetapi dari pihak keluarga pria tidak menyetujuinya karena keluarga jisuk miskin. ibunya marah dan memaki keluarga calon suaminya. tetapi demi kebahagiaan anaknya ibunya rela memohon-mohon meminta maaf kepada keluarga si pria, daan meminta agar keluarganya menyetujuinya.

setelah menikah, selang beberapa waktu ayah jisuk meninggal, biar bagaimanapun, sejahat apapun, dia tetap ayahnya. dan tentu dia merasa kehilangan, terutama ibunya. setelah beberapa waktu berlalu dia punya anak, ibunya masih tetap memanjakannya, sering datang ke rumah.

beberapa waktu kemudian dia pulang kerumah dengan kesedihan, tentu ibunya tak mengetahui hal tersebut. ibunya sungguh sangat bahagia ketika jisuk mengunjunginya. dia tak tahu bahwa sebenarnya jisuk sakit parah, dia sakit kangker pankreas stadium akhir. yang jisuk ingin dia hanya mau berada di dekat ibunya itu saja.dia ingin menghabiskan waktu dengan ibunya. ibunya mulai merasa ada sesuatu yang ganjal ketika melihat putrinya bertambah kurus. ketika handphone jisuk tergletak di meja ada telfon dari suaminya maka ibunya yang menjawabnya. tanpa sengaja suaminya berkata mengapa telefonnya selama ini nggak pernah diangkat? dan ibunya curiga ada apa ini? lalu pada akhirnya suami jisuk mengatakan bahwa jisuk sedang sakit parah. ibunya tertegun tak mampu berkata apa-apa dan menetes butiran kasih sayang itu.

singkat cerita, jisuk akhirnya meninggal dunia. dan yang paling terpukul tentu ibu yang selama ini sangat menyayanginya tanpa sarat. tulus, tak pamrih, dan indah...

pada awal cerita aku memang hanya meneteskan beberapa butir saja dan menyekanya dengan lembaran tissue kecil. tetapi ketika sudah sampai tengah hingga akhir cerita, aku tak sanggup lagi membendung tangisku, yang terbayang di kepala hanya wajah ibu, ibu, dan ibu. aku inget ibuku, ibu yang selama ini tulus memberikan cintanya untukku. aku terisak (bahasa jawanya kamisesegen) hingga aku tak mampu bicara lagi karena keseringan senggukan.

usai film itu aku langsung lari ke kamar dan menekan tombol telepon genggamku, kucari nomor ibu dan ku hubungi. ternyata nomor ibuku tak aktif. air mata dan isakku semakin menjadi. aku mengirim pesan singkat kepada mbakku, lalu akupun di telfon. sungguh untuk bicara saja aku sudah sangat kesulitan.

pertama kudengar suaranya, lembut...
aku terisak, beliau bertanya kamu kenapa kok nangis
aku bilang aku kangen, aku masih saja terisak dan itu manyulitkanku. beliau menjawabnya dengan menenangkanku, besok kalo mbakmu sudah lahiran baru kamu pulang, kalo sekarang ditahan dulu...
huuaaaaaa bukan itu (batinku), rasa rindu ini berbeda, aku merasa rindu ini menusuk, rindu kasihsayangmu
beliau terus menenangkanku, aku masih saja terisak... aku ingin mengatakan bahwa aku sayang dia, isak masih mengalahkanku, sulit sekali... aku menenangkan diri, menarik nafas sejenak.
kembali berusaha bicara dengan terbata-bata "ari kangen kalih ma'e, ari nyuwun ngapunten kalih ma'e, ari sayang kalih ma'e, ari nyuwun ngapunten...." aku kembali terisak sulit bicaraku terbata-bata. beliau menjawab dengan menenangkanku. sungguh aku lega, aku mencintaimu karena Allah ibu sungguh karena Allah. beliau malah berkata "jangan telfon bapak yaa" aku bingung kenapa?? katanya "nanti bapakmu malah khawatir kalo menerima telefon ari nangis" aku hanya bilang "nggih".

betapa mulia hatimu bu, kau memberi kedamaian pada hati yang rapuh, tak kan kau biarkan sekeping hati orang yang kau sayang tersakiti, bahkan oleh kekhawatiran yang tak berarti. aku menyayangimu apa adanya, aku mencintaimu atas kesederhanaanmu, keluguanmu, kepolosanmu. ibu yang berjuang, bekerja keras demi putra putrinya. ibu yang penuh kasih sayang. ibu yang mengajarkan banyak hal. ibu yang selalu mendengar ceritaku meskipun lelah menggantung di wajahnya. terimakasih ibu.

lihat senyum itu, sederhana... tapi mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa ketika aku tersungkur dalam kesedihan
kau yang selalu kurindu, kau yang selalu kuingat...
aku akan datang padamu dengan berjuta bahagia nanti
secepatnya...
tunggu aku ibu... sambut aku dengan pelukan hangatmu, dengan kecupan lembutmu, dengan senyum itu
sungguh butiran in tak ada hentinya ketika jariku ini berulang mengeja namamu, aku menyayangimu karena Allah ibu :')

ibu, aku tahu aku sering membuatmu kecewa.. tapi aku juga seringkali pura-pura tak tahu. maafkan aku.. sering aku berkata "ah" ketika kau memintaku melakukan sesuatu...
maafkan aku

Ya Allah, aku merindukan sosok lembut itu, berikanlah kepadanya kesehatan, kekuatan, dan katabahan dalam menjalani hidup ini
mudahkanlah hidupnya, panjangkan umurnya, dan berilah dia kebahagiaan dunia dan akhirat. dia rela berkorban begitu banyak. izinkan aku membalas cintanya yang selama ini telah ia berikan padaku, sekali saja... aku ingin melihatnya tersenyum bahagia ketika melihat anaknya ini suatu saat nanti. 
Ya Allah, berikanlah kedamaian di hatinya, berikanlah ia kekuatan agar ia bisa memperbanyak ibadak kepada-Mu, agar ia senantiasa dekat dengan-Mu.
                                                                                                                                                                     Dia yang selalu terjaga dalam sepertiga malam-Mu, mamanjatkan doa untuk putra-putrinya, ia yang seringkali meneteska air mata bening, ia yang seringkali berbohong, berbohong kalau dia baik-baik saja.
Jaga ibuku Ya Allah, sungguh aku mencintainya karena-Mu.

Ibu aku masih sangat membutuhkanmu, aku ingin ibu, disini, di sisi jiwaku.
Terimakasih ibu :')


bagi yang belum menemukan cara bagaimana menerima dan menyayangi ibu, WAJIB nonton film ini. lihatlah kesederhanaan ibu yang menjadikannya istimewa. nice movie :)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Alamanda Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template