Di sepertiga malam-Mu, ku lantunkan bait-bait doa yang tak
terkira. Aku ingin seperti ini, bersimpuh, bercerita kepada-Mu setiap apa yang
terjadi padaku. Aku ingin, bersimpuh penuh penghambaan setiap sepertiga
malam-Mu.
“maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?”
sungguh menusuk, aku terlalu kufur sejauh ini, aku belum jua mengerti bagaimana
aku bersyukur pada setiap titik nikmat yang Engkau berikan.
Jiwa ini adalah sebuah penghambaan, tergeletak, bersimpuh
memohon belas kasihan dari-Mu. Sungguh harap itu tertancap dalam, ketika aku
mengingat orang-orang yang selalu berjuang untukku.
Ibuku, aku tak tahu harus melukiskan dengan warna seperti
apa lagi tentangnya, tentangnya yang selalu terjaga di sepertiga malam-Mu,
untuk mendoakan keluarganya dan anak-anaknya, dia yang di sepertiga malam-Mu
sudah terjaga dan bersahabat dengan dinginnya air dan panasnya api. Aku sungguh
takkan pernah tega jika melihatnya menitikkah satu butir saja air dari pelupuk
matanya.
Aku akan menemanimu disetiap sepertiga alam, ibu. Doakan aku
bisa terus istiqomah.